ATL Jambi dan LSF Gelar Kegiatan Sosialisasi Budaya Sensor Mandiri

Sumber: www.atljambi.blogspot.com

Jambi--Dalam rangka memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya sensor mandiri, Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Jambi bekerja sama dengan Lembaga Sensor Film (LSF), dan Kantor Bahasa Jambi mengadakan kegiatan Sosialisasi Budaya Sensor Mandiri di Provinsi Jambi dengan mengangkat tema: Masyarakat  Sensor Mandiri, Wujud Kepribadian Bangsa".

Dalam paparannya, Ibu Wahyu dari LSF sebagai pembicara pertama, menyampaikan bahwa LSF tidak akan mampu bekerja sendiri, terutama dalam menyensor setiap film dan iklan yang masuk. 

"Kerja sensor tidak akan efektif jika hanya mengandalkan LSF".

Untuk itu, lanjut Wahyu, LSF mengharapkan peran serta masyarakat, terutama orang tua untuk senantiasa berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada anak-anak maupun generasi muda untuk menonton sesuai dengan peruntukan umur mereka. 

Sementara itu, Dr. Maizar Karim yang merupakan Ketua ATL Jambi dalam paparannya menyampaikan bahwa adat budaya melayu Jambi, jauh-jauh hari sudah mengatur tentang bagaimana etika dalam kehidupan bermasyarakat, bahkan dalam memilih tontonan. 

Selanjutnya beliau juga menyampaikan bahwa adat yang bersendikan Alquran dan Sunnah, kalau dipahami dan diamalkan, maka tentu saja kekhawatiran kita akan hal-hal negatif yang bisa ditimbulkan dari tontonan yang ada saat ini bisa dibendung.  Dengan demikian, kerja LSF sudah tentu akan lebih ringan, karena terbantu dengan sensor mandiri dari masyarakat itu sendiri. 

Nukman, M.Hum. selaku panitia kegiatan, menyebutkan kegiatan ini sengaja melibatkan banyak pihak dengan harapan untuk mempermudah sebaran informasi dan edukasi kepada masyarakat. Peserta dalam kegiatan ini melibatkan 100 orang yang terdiri dari berbagai kalangan, diantaranya: dosen, pemerhati budaya, seniman, guru, mahasiswa, peguyuban, pelajar, serta insan media.

"Kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi semua pihak, semoga kegiatan ini benar-benar memberikan manfaat yang besar bagi kita semua", tutup Nukman. 

Kegiatan berlangsung hangat dengan diskusi-diskusi, terutama ketika disinggung masalah realitas dan regulasi yang ada saat ini.