Selasa, 25 September 2012

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Impikan Orkhestra Krinok

Penggalan kisah dari epos Bugis klasik I La Galigo, menjadi perhatian peserta yang mengikuti seminar nasional tradisi lisan, yang diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Jambi, Senin (24/9). 

Ketua Lembaga Sensor Film RI, Dr Mukhlis PaEni yang saat itu memberikan materi, menceritakan bagaimana tingginya keinginan Jusuf Kalla, yang waktu itu wakil presiden, agar epos bugis yang diangkat dalam bentuk opera oleh Robert Wilson, seorang seniman teater avant garde kelas dunia, dipentaskan di Indonesia. 

"Untuk memindahkan peralatan sound system saja ke Indonesia membutuhkan biaya Rp 15 miliar. Namun tingginya keinginan JK agar budaya leluhur dapat ditonton masyarakat Indonesia, persoalan dana tidak masalah. Hasilnya, waktu dipentaskan di Teater Tanah Airku, tiket termahal Ro 250 juta habis terjual," papar Mukhlis. 

Opera yang disutradarai Robert Wilson itu, kata Mukhlis merupakan contoh kebudayaan daerah sebagai deposit ekonomi kreatif. Ia pun mengajak para pelaku dan penikmat seni di Jambi untuk menggali potensi tradisi lisan di Jambi, agar kebudayaan daerah bisa menjadi deposit. 

"Bisa jadi suatu saat kesenian krinok di Jambi ini akan dibawakan dalam bentuk orkhestra," ucapnya.

Diakuinya, proses pelestarian budaya membutuhkan dana yang tidak sedikit, apalagi berkebudayaan adalah proses idealisme, dan tidak berpatok pada unsur bisnis. "Contoh saja saat produksi film indonesia yang berbasis idealis tadi, biaya produksi mencapai Rp 8 miliar, namun setelah dilempar ke pasaran hanya kembali Rp 3-4 miliar saja," tukasnya. 

Terpisah, satu di antara pelaku seni musik tradisi Jambi, Azhar MJ, menyambut baik mimpi yang ditawarkan pemateri. "Mimpi untuk mewujudkan krinok orkhestra memang sangat baik, saya yakin semua pelaku seni mendukung mimpi besar itu," ucapnya.

Hanya saja, Azhar sedikit pesimistis terhadap dukungan penuh dari pemerintah setempat. "Usahkan orkhestra yang membutuhkan biaya yang sangat luar biasa besarnya, untuk membantu biaya pembuatan film rang kayo hitam saja, sudah ciut duluan dengar dananyo," tukas Azhar.

Apalagi, kata Azhar, pelaku seni yang serius terhadap pelestarian seni krinok bisa dihitung dengan bilangan jari. (men)


Sumber: http://jambi.tribunnews.com/2012/09/24/impikan-orkhestra-krinok

    Kategori

    Tentang ATL

    Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Jambi merupakan wadah sekumpulan orang-orang yang prihatin terhadap tradisi yang semakin lama semakin berkurang para penuturnya. Sekarang kami bermarkas di Kantor Bahasa Provinsi Jambi. Silakan kontak kami di email atl_jambi@yahoo.com

    Pengelola

    Pemerhati